Mengapa Si Kerudung Biru, sebagian ceritanya telah kutulis di blog yang lalu. Begitulah aku yang telah berubah penampilan, dan semenjak mengenakan kerudung di setiap kesempatan, kerudung biru itulah yang selalu menghiasi wajahku. Satu dicuci, ganti satunya lagi dengan warna dan bahan yang sama persis. Atau kalau ganti paling-paling warna putih dari kerudung seragam sekolahku.
Untuk baju, syukurlah aku punya satu baju batik kado ulang tahun dari ibundaku yang motifnya juga berwarna biru. Aku juga bisa menjahit baju dari semeter bahan kotak2 warna biru dan putih yang kurancang menjadi sebuah rompi sepanjang lutut kukombinasikan dengan kaos senam jantung sehat milik ayahku yang berlengan panjang warna putih. Bawahnya, celana bekas dinas ayahku yang sudah tidak dipakainya lagi, kukecilin sndiri, kurapikan sehingga tidak nampak terlalu kedodoran kupakainya.
Dengan dua stel baju warna senada dengan kerudung biruku itu, rasanya membuatku menjadikan seorang gadis yang cukup percaya diri. Saking seringnya aku mengenakan kerudung biru, seorang penggemar yang tak kukenal sempat mengirimkan sebuah foto diriku dan dibelakangnya ditulisi dengan tulisan tangannya yang sangat indah berbunyi "Gadis Berkerudung Biru".
Tanpa kuduga, ternyata foto itu pun beredar di lingkungan organisasi Remaja masjid di kompleksku. Malu sekali rasanya menjadi pusat perhatian banyak pemuda masjid saat itu. Ingin marah, tapi pada siapa coba?Maklum, diantara remaja putri lainnya hanya diriku yang bener2 selalu berkerudung. Teman-teman di sekolah yang setiap hari mengenakan kerudung, pulang sekolah ya dilepas. Sehingga banyak pemuda masjid yang penasaran melihat keteguhan hatiku untuk tetap selalu berkerudung. Dan kasus beredarnya fotoku itulah yang akhirnya ramai sekali dimunculkan.
Jurnal Mengajar Kelas 4 Semester 2 Kurikulum Merdeka
-
Saat ini, Kurikulum Merdeka telah membawa angin segar dalam dunia
pendidikan. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa,
kurikulum ini...
1 minggu yang lalu